bapak pemimpin tecinta
kau hadir dalam hati rakyat
mencoba intuk memperbaiki hidupnya
aku disini hadir bukan untuk menjadi keparat
kau tau mentari akan muncul kembali
tapi bulan tak akan selamanya bulat
aku dan generasiku akan menggantikanmu
untuk rakyat yang semakin sekarat
bumi semakin renta
hanya menyisakan manusia yang semakin menggila
samudra semakin keruh
karena kebodohan penghuninya
DEKADENSI di depan mata
dari wayang sampai tarian
para pemuda tak mengenalinya
hanya manusia tua yang mengetahuinya.
kau hadir dalam hati rakyat
mencoba intuk memperbaiki hidupnya
aku disini hadir bukan untuk menjadi keparat
kau tau mentari akan muncul kembali
tapi bulan tak akan selamanya bulat
aku dan generasiku akan menggantikanmu
untuk rakyat yang semakin sekarat
bumi semakin renta
hanya menyisakan manusia yang semakin menggila
samudra semakin keruh
karena kebodohan penghuninya
DEKADENSI di depan mata
dari wayang sampai tarian
para pemuda tak mengenalinya
hanya manusia tua yang mengetahuinya.
anak itu menagis atas kesombongan
biarkan anak itu tenggelam dalam samudrabiarkan anak itu terkubur dalam tanah
biarkan saja semuanya tewas ditelan bumi yang murka
mentari tenggelam.dan terbit esok hari
ada kehidupan kelam,pasti akan membaik
jangan bersedih„„embun akan hadir di pagi hari
ketika kita tak menyadarinya,bahwa ada kehidupan yg lebih baik
dalam selembar daun yang basah,
mata terpejam atas kekejamannya
seakan bersorak dan mentertawai
padahal anak itu sedang bersedih
apa yg telah di perbuatnya
seakan tak menghiraukan jeritanya
tetesan air mata menetes
anak itu tak kuat menahan penderitaan
hai tolong aku akhiri hidup ini
bunuh aku dengan kesombongamu
ketika ego menguasai kau tak menghiraukan anak2 itu
kalian sibuk dengan urusanmu.
menangis dalam kesakitan
anak yang malang itu
Tidak mengerti
Aku terpuruk dalam kehidupan,jiwaku kosong tak berpenghuni,tidak ada lagi yang mengisi,aku lelah ingin segera pergi,entah kemana?jaman sudah terlalu tua,hingga manusia sudah lupa tentang adatnya,mana yang harus kusalahkan,jaman atau manusianya?
alam semakin muak,kacau dan tidak perduli lagi,gunung menggoncang,tanah meleleh,air menghatam,daratan tergenang,dan membantai manusia hingga ribuan bahkan jutaan,apakah kita sebagai mahluk yang diberi akal tidak berpikir?
selalu ada pertanyaan dalam tulisanku,akupun tidak mengerti apa yang aku pikirkan,
ketika manusia bertanya
Aku memang manusia,tidak kuingkari ituAku mahluk yang ingin kerisauannya hilang dan tidak berbekas
mengapa aku seperti itu?apa yg aku lakukan?akupun tidak tau
kenapa tidak tau?aku tidak tau jawabannya………..
Hanya sehelai benang putih yang menemaniku untuk bercengkrama.
andai saja benang putih punya jawaban,mungkin aku tidak akan risau.
tapi itu sudah kodrat,tidak bisa di rubah,manusia harus berpikir,kita punya akal,
setiap ada pertanyaan pasti ada jawabannya………asal kita mau berpikir.
kenapa kita harus berpikir?sudah kubilang aku tidak tau……………
apa yang sebenarnya aku pertanyakan?
yang aku tanyakan sederhana,dari mana pertanyaan itu datang?
kenapa ada yang harus bertanya?
mungkin jawabanya juga sederhana “karena itulah kehidupan”
setiap kehidupan pasti ada pertanyaan…..
tapi aku tau kita manusia,yang punya keinginan untuk mencari apa yang
sebenarnya kita cari dari kehidupan.
aku hanya berpesan:Carilah apa yang ingin kau tau
dan kau harus tau apa yang kau cari
sang fajar
aku bangun dari mimpi,terkejut aku melihat sang fajar menyingsing tinggiaku lari dan mengumpat “kenapa kau cepat sekali”
andai saja aku bisa menahan dirimu sejenak
mungkin aku bisa menerusakan mimpi
yang begitu nikmat tak tertandingi.
ah………..aku manusia yang tak mungkin bisa melawan sang fajar
begitu hebat menerangi bumi,menghangatkan suasana yang dingin
sang fajar aku musuhmu di pagi hari tapi kau selalu kuhormati.
takut jikalau kau tak muncul lagi musnahlah penghuni bumi
sampaikan kepada sang penciptamu maafkan aku
telah berbuat lancang menantangmu
tapi biarkanlah aku sejenak menikmati mimpiku
bisikan pada bumi jangan terlalu cepat berputar
ada penghuni yang terobsesi dengan mimpinya